Alhamdulillah akhirnya aku bisa vaksin Covid-19 man teman, duh senangnya. Disaat orang lain vaksinnya sudah sampai vaksin 2 bahkan 3 eh aku baru dapat vaksin 1. Tapi gapapa yang penting akhirnya vaksin dan aku baru vaksin bukan karena tidak mau tapi memang belum bisa.
September 2020 lalu aku hamil anak kedua, yup aku hamil Eiji dan lahiran di Mei 2021. Semasa hamil aku tidak berani vaksin covid karena berdasarkan berita yang aku baca ibu hamil disarankan untuk tidak vaksin dulu. Meski pada akhirnya di Agustus lalu diberitakan bahwa ibu hamil sudah bisa vaksin tapi aku dah lahiran bulan Mei.
Seusai lahiran aku juga belum langsung vaksin, sedikit khawatir karena awal menyusui belum lagi tetangga ibuku ada yang sakit sampai 2 minggu karena vaksin. Tapi November 2021 anakku sudah umur 6 bulan, alhamdulillah kondisinya baik jadi aku memutuskan untuk segera vaksin. Lagian ada efek atau tidak kayaknya tergantung dari kondisi fisik kita juga.
Banyak teman menyarankanku untuk cari vaksin Sinovac. Kata mereka Sinovac adalah vaksin Covid-19 yang ringan. Tapi untukku vaksin mana aja ok, kalau para tenaga kesehatan Indonesia sudah berani menyuntikkan sebuah vaksin ke masyarakat berarti vaksinnya baik. Semua vaksin Covid-19 yang diberikan nakes juga sudah dapat izin dari BPOM toh.
Aku vaksin pada tanggal 3 Desember 2021 di rumah sakit DKT Jl. Zinul Arifin Kelurahan Timur Indah Bengkulu. Kebetulan rumah sakit ini dekat rumah, sekitar 10 menitan la dari rumah. Aku vaksin dengan ibu, kemarin ibu belum vaksin karena kondisi kesehatan. Alhamdulillah saat mau vaksin kondisi ibu sehat dan bisa vaksin.
Kami berangkat ke rumah sakit untuk vaksin pukul 8 kurang, pas sampai ke sana wee dah antri bro. Sewaktu isi absensi aku lihat aku ada di antrian ke 14 dan ibu di antrian 15.
Acara dimulai pada pukul 8.30 WIB. Ya ini aku sebut acara karena pakai pembukaan begitu lho, seorang panitia menjelaskan kepada kami tentang bagaimana proses vaksin dan vaksin yang digunakan. Si ibu menjelaskan kalau kami akan menggunakan vaksin Covid Pfizer. Aku dan ibuku ok ok aja karena yakin dengan pemerintah dan nakes.
Nah tapi ada seorang ibu maju ke meja panitia dan minta Sinovac. Alasannya panjang, intinya sih mau yang baik untuk anaknya, si ibu ga mau kalau anaknya dapat efek apa-apa. Rupanya yang ikutan vaksin anaknya usia 22 tahun, sedangkan si ibu tidak vaksin karena barusan sembuh dari covid. Namun setelah mendengar penjelasan panjang tentang vaksin dan vaksin Pfizer si ibu setuju anaknya dapat vaksin Pfizer.
Setelah selesai mendengarkan keterangan kami dipanggil satu per satu oleh petugas untuk cek tensi darah dan memastikan kami dalam kondisi sehat atau aman divaksin. Lalu kami diminta melengkapi syarat administrasi.
Syarat administrasi untuk vaksin Covid-19 di RS DKT Bengkulu:
Foto copy KTP dan No. HP
Yup, hanya itu kok. Kita hanya perlu membawa fotocopy KTP. Nanti memang ada formulie yang harus kita isi tapi semuanya sudah disiapkan oleh panita vaksin. Saranku kalau bisa bawa pena sih supaya tidak antri saat mengisi formulir.
Setelah mengisi formulir kami menunggu data diinput oleh petugas, ini nih bagian yang agak lama. Kayaknya banyak yang harus diinput oleh petugas karena di sini kami antri lebih dari satu jam.
Setelah proses input selesai kami dipanggil satu per satu untuk vaksin. Tenang bun, jarum, yang dipakai untuk vaksin kecil banget kok, jadi ga sakit. Prosesnya juga sangat cepat. Setelah itu antri lagi untuk dapat kertas kartu vaksin covid. Sembari menunggu kertas masuk juga SMS mengenai vaksin kita. Setelah dapat kertasnya kita boleh pulang dan kembali lagi untuk vaksin ke-2 21 hari setelahnya.
Kartu Vaksin Covid 19 |
Ini aku rangkumkan proses vaksinku kemarin:
- Mengisi daftar kehadiran (nama + nomor HP)
- Mendengarkan keterangan vaksin dari petugas
- Cek kesehatan (cek tensi dan menjawab pertanyaan petugas)
- Mengisi formulir vaksin
- Menunggu petugas menginput data
- Vaksin
- Menunggu surat hasil vaksin
- Pulang deh
Kucing yang ikut meramaikan vaksin |
Emoticon