Ngobrolin sampah dan membuat ecobrick dari plastik yuk. Hah kalau ngomongin sampah kayaknya ga bakalan ada habisnya. Dimana-mana sampah jadi masalah dan ya agak susah memang memecahkan masalah ini, tapi susah bukan berarti tidak mungkin kan?
udah banyak hal yang dilakukan untuk menangani persolaan sampah, cuma memang nih urusan sampah agak kompleks. Kian hari manusia kian banyak, dari banyak manusia itu sedikit yang sadar akan pentingnya daur ulang sampah. Bahkan kadang boro-boro mikirin daur ulang lah buang sampah saja masih sembarangan.
Pernah suatu saat aku main ke salah satu tempat wisata di daerahku. Lalu aku melihat ada yang membuang sampah sembarangan. Aku dengan cara sesopan mungkin menegur agar si dia membuang sampah pada tempatnya. Aku kena omel dong hahaha. Kira-kira begini omongannya, "Salah pemerintah dong, coba kamu lihat tempat sampahnya ga ada di sini. Coba kalau ada tempat sampahnya pasti kita bakal buang sampah ke tempat sampah." Hem kena colek pemerintah. Sebenarnya tempat sampahnya ada tapi memang agak jauh.
Aku juga lihat warga buang sampah ke sungai, ada yang di taman, di hutan, pokoknya dimana mereka mau. Pas diingatkan mereka bilang bingung mau buang sampah dimana, tempat sampahnya jauh. Kalau mau bayar jasa pengangkut sampah sering kecewa karena datangnya suka-suka. Ujung-ujungnya nyalahin pemerintah lagi karena tempat sampahnya tidak ada.
Lalu kemudian beberapa kali ikut dalam sebuah pertemuan yang kebetulan pesertanya dari beragam instansi tingkat kota. Kebetulan yang dibahas juga sampah nih. Pas ngomongin tempat sampah dinas kebersihan ngeluh dong ya.
Lha kok ngeluh?
Ternyata sebenanya mereka punya stok container sampah tetapi masyarakat tidak ada yg mau menerima. Masyarakat beralasan kalau rumah mereka dekat container nanti bakalan bau dan banyak lalat, nah masuk akal pula alasan si masyarakat. Sedangkan syarat peletakan container sampah adalah persetujuan warga.
Sebenarnya kita dapat benang merahnya. Masyarakat harus buah sampah ditempat yang ditentukan atau menyewa jasa pengangkut sampah. Pengangkut sampah juga harus mengambil sampah secara teratur, begitu sih sebenarnya. Tapi entahlah ya.
Saat diletakkan di tempat sampah, sampah juga seharusnya dipilah berdasarkan jenis dan sifat sampah.
- Kelompok sampah organik. Sampah berbahan dasar alami yang mudah terurai, biasanya dibuat jadi bahan kompos. Contoh sampah organik itu sisa makanan, dedaunan, rumput dan lain sebagainya.
- Kelompok sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Kelompk ini terdiri dari hasil olahan dan bisanya membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai. Contohnya plastik dan kaleng.
- Kelompok sampah berbahaya dan beracun. Contohnya kaca, bahan kimia dan racun. Kelompok sampah ini harus ditangani dengan sangat hati-hati. Jadi ingat beberapa waktu lalu tetanggaku mengalami luka bakar serius karena bekas botol parfumnya meledak saat dia membakar sampah.
- Kelompok sampah berbahan kertas.
- Kelompok sampah residu seperti popok bekas, pembalut dan permen karet.
Pemisahan sampah ini bertujuan agar sampah yang ada bisa dikelola dengan baik. Karena meski sampah di lingkungan masyarakat sudah bisa ditangani, pengelolaan sampah yang sudah terkumpul juga perlu diperhatikan. Sampah kalau lama-lama ditumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) juga meresahkan. Daur ulang menjadi pilihan penanganan sampah.
Nah beberapa waktu lalu aku mendengar kata "Ecobrick".
Apa pula itu ecobrick?
Bisa dibilang ecobrick adalah batu bata yang terbuat dari sampah plastik. Titik terang untuk penanganan sampah dengan membuat ecobrick dari plastik. Hanya saja sejauh ini penggunaannya masih sebatas dinding non permanen, replika bangunan dan pagar mini. Tapi kalau disusun dengan baik kelihatannya cantik banget lho.
Yuk cobain kreasi membuat ecobrick dari plastik!
Komentar
Posting Komentar