Ichi panen strawberry samping rumah

Sudah pernah ciicp buah strawberry lokal?

Pas ngetik strawberry lokal air liur seolah paham kalau rasanya asam, mulutku langsung bereaksi. Iya lho betul, strawberry lokal yang pernah aku tanam ini rasanya asam.

Aku membeli bibit strawberry di salah satu tempat penjual bibit di kotaku. Sewaktu beli sih memang si penjual jujur dan bilang kalau rasanya asam. Beliau juga cerita kalau buahnya nanti kecil-kecil tapi dia rajin berbuah dan tahan dengan iklim panas di Kota Bengkulu.

Singkat cerita aku beli bibitnya dengan harga 25 ribu untuk satu polybag. Batang strawberry nya sudah dewasa dan siap berbuah.

Ternyata memang perkembangannya bagus lho. Hanya beberapa hari saja kami sudah dihadiahi beberapa sulur. Sulurnya sengaja kami biarkan agar tanaman strawberry jadi banyak, kan asik juga tuh kalau buahnya banyak nanti.

Untuk pemupukan kami hanya mengandalkan pupuk kandang dan sekam padi, itupun ala kadarnya. Cuma kalau tak salah ingat ada memang sekitar dua kali dapat siraman pupuk mutiara.

Sewaktu membeli Pak De yang jualan bilang kalau strawberry akan tumbuh subur jika sesekali dikasi air yang dicampur dengan tape ubi. Tapi ya itu, kalau sudah beli tape ubi biasanya ga bakalan bisa bagi-bagi ke tanaman, tapenya dah habis duluan di dapur.

Selang sekitar sebulan strawberry sudah mulai berbuah, duh senangnya lihat tanaman kita berbuah ya. Buahnya kecil-kecil, lucu sekali, kayaknya cocok kalau jadi toping minuman atau kue-kue kecil.

Foto di atas adalah foto saat aku panen, gemes sekali lihat buah strawberry gelantungan di pot. Anakku juga ga sabar pas lihat ada buah favotirnya. Meski rasanya asam doi suka banget lho makan strawberry. Pas panen kemarin saja semua buah diambil termasuk yang masih putih alias muda, katanyan enak.

                                   

Kalian sudah pernah tanam strawberry? Gimana hasilnya?