Anak yang aku kandung ini laki-laki atau perempuan ya?
Hayo ngaku siapa yang sering penasaran dengan jenis kelamin anak saat sedang hamil? Aku rasa hampir semua ibu penasaran termasuk aku, kecuali sudah USG ke dokter kandungan ya, lain lagi cerita itu.
Saat aku hamil banyak sekali mitos bertebaran tentang jenis kelamin bayi yang dikandung. Ada yang berdasarkan kelakuan ibunya,a da yang berdasarakan makanan kesukaan ibunya, ada yang berdasarakan tingkah orang di sekitar dan banyak lagi lainnya. Lalu apakah semua yang bertebaran di masayarkat itu benar?
Ternyata tidak juga, ada benar ada salahnya. Berikut pengalamanku saat hamil anakku Ichi (laki-laki):
1. Perut menonjol ke atas
Dulu pas hamil Ichi beberapa orang memprediksi aku hamil anak perempuan karena perutku menonjol ke atas. Katanya kalau perut menonjol ke atas anak yang dikandung perempuan dan kalau perut melebar atau bulat itu tandanya hamil anak laki-laki. Ternyata itu tidak benar lho. Selama hamil anakku Ichi perutku menonjol ke atas dan ternyata dia 100% laki-laki.
2. Suka makan daging-dagingan
Nah kalau yang ini aku tidak tahu apakah memang aku kepengen makan daging-dagingan karena hamil anak laki-laki atau karena aku makan daging-dagingan maka anakku laki-laki. Satu hal yang pasti memang selama hamil Ichi aku suka sekali makan daging-dagingan. Mungkin bisa seminggu sekali aku makan sate kambing kacang (Sate Madura). Belum lagi ditambah makan siang itu sukanya ayam bakar, dendeng sapi dan rendang.
Seingatku aku senang sekali kalau makan sate kambing kuah kacang. Ya ampun rasa-rasa satu bungkus itu kurang. Kalau tak ingat dengan nasehat jangan sering makan yang bakar-bakar mungkin aku sudah makan sate kambing setiap hari.
3. Sangat stong
Sewaktu hamil Ichi aku kerja di lapangan. Memangnya ngapain aja tuh? Wah banyak ini kira-kira kerjaku selama hamil Ichi:
- Mengisi pelatihan masyarakat
- Wri wiri antar kelurahan
- Mengawasi pekerjaan fisik di lapangan. Mulai dari masuk siring, narik meteran, survey, sampai lihat kerjaan para tukang.
- dll
4. Tidak mabuk berat
Teringat cerita ibu saat hamil aku dulu. Katanya beliau mabuk berat, tidak ada sebutir nasipun yang bisa masuk perut. Kalau ibu makan nasi pasti muntah dan ini terjadi dari awal sampai akhir kehamilan. Selama hamil perut ibu hanya menerima buah dan lotek. Mungkin itu kali ya penyebab aku suka makan lotek heheee...
Begitu pula dengan adikku. Aku mendapat cerita jangankan makan nasi, mencium bau nasi saja perutnya mual. Walhasil ponakanku mendapat nutrisi dari susu ibu hamil dan buah kurma. Kebetulan anak adikku perempuan.
Berbeda denganku saat hamil Ichi. Aku bisa makan semua makanan, pokoknya perasaan semua makanan itu enak. Badanpun mekar, sebelum hamil 52 kg dan setalah hamil jadi 69 kg. Mantab.
5. Hal unik, tidak suka wangi parfum dan bau asap
Ada hak unik yang aku rasakan selama hamil Ichi. Aku sangat anti dengan yang namanya wangi parfum, pokoknya aku sangat tidak suka. Aku juga sangat tidak suka dengan bau asap, bau asap yang aku maksud adalah asap kendaraan itu lho. Mungkin lebih tepatnya polusi udara.
Kalau pulang kerja di sore hari dan terpapar banyak asap kendaraan biasanya aku merasa mual. Hal ini akan berhenti jika aku menjauh dari wilayah polusi udara dan menghirup udara segar.
6. Nampak tak terawat
Ntah ini benar atau tidak tapi kata teman-temanku aku nampak tidak terawat. Aku terlihat tidak memperhatikan penampilan. Padahal aku tetap memakai makeup seperti biasa kok. Pakaian juga distrika rapi. Tapi tetap saja kata mereka nampak tidak terawat dan tidak memperhatikan penampilan.
Sampai-sampai ada yang bilang begini " Kok sekarang kamu ga perhatiin penampilan Ze? Beda dengan waktu masih gadis dulu. Nanti kalau di jalan ketemu sama temen suamimu kamu bisa bikin malu lho, dikatain ntar."
Aku sampai melongo sendiri. Iya melongo karena aku memperlakukan diriku sama dengan sewaktu masih gadis dulu. Makeup dan pakaian tetap sama kok. Hmm...
7. Susah akrab dengan anak kecil laki-laki
Kalau yang satu ini ceritanya saat aku mampir ke rumah salah satu warga di Kelurahan Pintu Batu. Saat itu aku sedang mengisi pelatihan di rumah Ibu Deti, kebetulan cucunya sedang main ke rumahnya. Ibu Deti memanggil cucunya dan memintanya untuk bersalaman denganku dan cucunya menolak sembari menjauh dari kami.
Kalau tak salah taksir umir si cucu sekitar 2 tahunan. Ibu Deti tersenyum dan langsung berkata "nanti kayaknya anakmu laki-laki Ze."
Aku heran dong apa hubungannya coba kan antara salaman yang ditolak dengan jenis kelamin anak yang aku kandung. Lalu Ibu Deti bercerita, katanya biasanya anak kecil laki-laki akan agak susah akrab dengan orang yang sedang hamil anak laki-laki. Berbeda dengan ibu hamil yang sedang mengandung anak perempuan, biasanya si anak laki-laki akan mudah akrab dengannya.
"Itu biasanya lho ya, belum tentu juga." Lanjut Bu Deti.
Hari lahir tiba dan tara....anakku berjenis kelamin laki-laki.
Nah itu cerita penglamanku saat hamil Ichi. Ada yang punya pengalaman sama? Atau punya cerita unik sendiri?
Emoticon