BLANTERVIO103

Tips Sebelum Kamu Memutuskan Membeli Rumah

Tips Sebelum Kamu Memutuskan Membeli Rumah
04 November 2020
Rumah

Urusan membeli rumah bukanlah urusan yang bisa diputuskan secara instan tanpa pertimbangan, karena ini menyangkut hunian yang akan ditempati oleh Kamu sendiri atau bersama keluarga. Ditambah lagi, uang yang dibutuhkan untuk sebuah kepemilikan rumah itu cukup besar, sehingga sangat disayangkan jika ada penyesalan di lain hari jika terlanjur membeli rumah yang tidak sesuai keinginan.

Begitupun jika Kamu bertujuan untuk investasi pada rumah, nilai sebuah rumah tentu lebih tinggi jika didukung oleh beberapa komponen penting, seperti jalur transportasi, luas tanah lebih, kualitas material hingga tingkat keamanan lingkungan. Karena itu, perlu pertimbangan khusus sebelum Kamu membeli rumah, karena itu Aku siapkan beberapa tips mudah untuk Kamu sebelum memutuskan untuk membeli rumah.

  

1. Merencanakan Batas Maksimal Budget

Membeli rumah memang bukan perkara menggunakan uang kecil, membeli rumah membutuhkan uang yang cukup besar. Oleh karena itu, Kamu perlu melakukan perencanaan batas maksimal budget yang Kamu sanggupi. Ingat, jangan sampai mengganggu post-post keuangan yang lain, seperti jatah uang makan pokok sehari-hari atau bensin.

Pada prinsipnya, basically tentukan seberapa batas maksimal uang yang bisa Kamu keluarkan selain dari kebutuhan pokok dan kebutuhan lain yang benar-benar perlu, ditambah dengan kebutuhan yang tak terduga atau dana tak terduga. Sebagai referensi, biasanya pihak Bank biasanya memberi syarat kepada setiap debiturnya bahwa batas maksimal jumlah angsuran perbulan adalah 30% dari penghasilan bersih pribadi maupun gabungan suami-istri. Hal ini bisa juga Kamu jadikan patokan dasar untuk mengukur batas maksimal budget.

Ingat, penghasilan bersih, setelah dipotong semua kebutuhan-kebutuhan dasar per bulan (termasuk angsuran), dikalikan 30%. Itu lah batas maksimal budget angsuran Kamu.


2. Pelajari Skema-Skema Pembayaran Rumah

Setelah menentukan batas maksimal budget yang bisa Kamu sediakan untuk membeli rumah, langkah selanjutnya adalah mempelajari skema-skema pembayaran rumah. Hal ini sangat penting sekali, agar Kamu paham akan biaya-biaya apa saja serta komitmen seperti apa saja yang diperlukan dalam proses pembelian rumah. Sebagai bukti serius membeli rumah, ada 2 jenis biaya-biaya yang perlu dibayarkan ke penjual, yaitu:

a. Booking Fee

Merupakan salah bentuk pembayaran dalam bentuk sejumlah uang dengan peruntukan untuk komitmen memesan unit properti tertentu yang ingin di beli. Kebanyakan masyarakat mengenal booking fee ini sebagai "uang tanda jadi". Untuk besaran biayanya, booking fee ini tidak memiliki aturan yang pasti, dan setiap penjual, penggembang, developer properti memiliki standar tersendiri di tiap jenis hunian mereka.

b. Uang Tanda Jadi Atau Down Payment (DP)

Sama halnya dengan booking fee, DP merupakan wujud dari bukti keseriusan pemesanan rumah yang diinginkan. Selain itu DP juga digunakan untuk mengikat harga yang sebelumnya sudah disetujui antara penjual dan pembeli properti. Untuk besaran biayanya bervariasi, pada umumnya mulai dari 10%,  tepatnya lagi biasanya sih sekitar 20%, tergantung promo yang sedang berlangsung dari bank ataupun pengembang properti. Agar tidak terbebani DP, Kamu dapat memilih bank atau pengembang properti yang mempunyai program keringanan kredit pembelian rumah.

Selain bukti keseriusan, terdapat juga 3 pilihan cara bayar properti yang berlaku di Indonesia, diantaranya:

a. Kredit Pemilikan Rakyat (KPR)

Merupakan produk pembiayaan untuk pembeli rumah dengan skema pembiayaan sampai dengan 90% dari harga rumah. Pada sistem ini, kita akan membayar rumah dengan cara mencicil tiap bulan kepada pihak bank. Lama cicilan atau tenornya beragam, dan dapat disesuaikan dengan kemampuan bayar masing-masing. Untuk mengajukan KPR, terdapat ketentuan standar yang harus dipenuhi meliputi,

  1. Usia <50 tahun (tergantung program KPR) ketika mengajukan permohonan KPR
  2. Fotokopi KTP
  3. Fotokopi akta nikah atau cerai
  4. Fotokopi kartu keluarga
  5. Fotokopi NPWP
  6. Surat keterangan WNI (untuk WNI keturunan)
  7. Surat keterangan kerja (PNS & Karyawan)
  8. Slip gaji (PNS&Karyawan)
  9. SKU, HO, SIUP, TDP (Wiraswasta/Bisnis)
  10. Fotokopi pembukuan keuangan 3 bulan terakhir (Wiraswasta/bisnis)
  11. Fotokopi rekening tabungan 3 bulan terakhir
  12. Dokumen terkait rumah yang dijadikan agunan (SHM, IMB, PBB).

b. Tunai Keras atau Cash Keras

Merupakan sistem pembayaran yang dilakukan dalam waktu paling lambat satu bulan sejak adanya kesepakatan antara pembeli dan pengembang. Sistem bayar ini memiliki banyak keuntungan, karena biasanya pengembang akan memberikan potongan harga rumah yang menggiurkan (biasanya sekitar 10 – 15% atau bahkan lebih dari itu), tidak jarang juga developer bahkan memberikan bonus-bonus khusus, misalnya kipas angin, motor, AC, hingga gratis pemasangan sumur bor lengkap. Selain itu, keuntungan lainnya adalah kita tidak perlu memikirkan beban cicilan tiap bulan, maupun fluktuasi suku bunga pinjaman yang kerap melambung tinggi seperti di sistem bayar KPR.

c. Tunai Bertahap atau Cash Installment

Jika sebelumnya KPR adalah cicilan kepada pihak bank, maka Cash Installment adalah cicilan dalam kurun 3-24 bulan yang dibayarkan langsung kepada pihak pengembang. Sistem bayar ini terbilang cukup efektif karena cicilan tak akan terpengaruh fluktuasi bunga bank. Namun, perlu Kamu ketahui juga bahwa pada sistem ini pembeli diwajibkan untuk menyerahkan DP yang jumlahnya cenderung lebih besar atau sekitar 30 – 50% dari harga rumah, tergantung kebijakan pengembang.


3. Menentukan Kategori Lokasi Rumah

Jika Kamu sudah paham 2 point penting di atas tadi, maka Kamu dapat mulai menentukan lokasi rumah yang diinginkan. Penentuan lokasi ini dapat dipertimbangkan berdasarkan berbagai aspek, mulai dari pertimbangan atas lokasi yang tidak rawan banjir, memiliki akses yang mudah dan strategis, aspek keamanan lingkungan, maupun pertimbangan atas kondisi air, bentuk tanah, hingga besarnya budget yang dimiliki.


4. Memilih Pengembang Properti Atau Developer Terpercaya

Tahap selanjutnya adalah memilih rumah berdasarkan pengembangnya. Pastikan pihak pengembang atau developer yang dipilih merupakan pihak terpercaya. Hal ini bisa dipastikan dengan menggali informasi seputar track record project sebelumnya, apakah developer memiliki masalah atau terdapat kejanggalan pada proyek hunian yang sudah pernah dibangun? Bila tidak ada masalah, maka Kamu dapat memilih produk hunian dari developer tersebut. Tapi, jangan lupa pastikan kembali produk hunian developer yang Kamu pilih memiliki kisaran harga yang sesuai dengan budget yang Kamu miliki. Pastikan setiap transaksi ada tanda bukti berupa kuitansi atau surat perjanjian di atas materai.

Selain itu, bagi yang benar-benar sibuk untuk cara yang biasa, banyak orang yang lebih memilih situs jual beli rumah, dengan pertimbangan hemat waktu dan koordinasi bisa online saja, terutama jika ingin membeli properti yang jauh dari lokasi pembeli.


5. Menentukan Tipe Dan Desain Rumah

Pengembang properti umumnya memiliki beberapa produk hunian dengan tipe luas tanah dan bangunan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, tipe rumah yang kini cukup populer adalah tipe 36, 45, 60, dan juga tipe 70. Untuk menentukan tipe rumah yang diinginkan Kamu dapat mengecek produk rumah yang disediakan oleh developer pilihanmu, dan menentukannya berdasarkan dengan budget yang dimiliki. Dalam menentukan tipe rumah ini, pastikan Kamu tidak memaksakan keinginan untuk memiliki rumah impian. Sebagai opsi agar tetap on budget,  Kamu bisa memilih hunian dengan konsep rumah tumbuh yang memungkinkan untuk dibangun atau di renovasi di kemudian hari.


6. Pastikan Tidak Ada Kredit Macet

Apabila Kamu hendak membeli rumah dengan cara mencicil, maka pastikan bahwa Kamu ataupun pasangan tidak memiliki kredit yang macet pembayarannya. Apabila seseorang memiliki kredit macet akan lebih sulit mendapatkan approval pinjaman KPR dari bank. Hal ini terjadi karena pihak bank mempertimbangkan kemampuan dan kepatuhan Kamu dalam membayar cicilan. Selain itu, pihak bank biasanya juga akan memperhitungkan jumlah utang maupun cicilan berjalan  dengan  pendapatan Kamu tiap bulannya, dan juga track record kredit macet jika Kamu pernah mengalami sebelumnya.

Share This Article :
Zefy Arlinda

pencinta hijau

TAMBAHKAN KOMENTAR

Click here for comments 7 komentar:

  1. Aku lebih fokus kepada perhitungan budget dan penentuan desain rumahnya seperti apa. Kedua bagian ini sangat seru. Meski hal2 lain juga tetap penting untuk dilakukan.

    BalasHapus
  2. Iya nih, banyak kasus yang melanda di sekitar DP dan booking fee, jadi kita sebagai konsumen memang harus benar-benar teliti, jangan sampai tertipu dengan janji developer, pastikan setiap uang yang disetor ke pengembang itu menggunakan surat dengan materai, dan dicantumkan dengan jelas memuat keterangan yang diinginkan, bila perlu jangan lupa direkam pakai HP dan di foto, untuk pegangan apabila pengembang ingkar janji.

    BalasHapus
  3. sebelum beli rumah pasti diriku akan menyesuaikan budget dan model yang kita inginkan . harus berada dilokasi yang mudah dijangkau. kalau bisa sih cash hehehe

    BalasHapus
  4. Aku sepakat banget soal memilih developer terpercaya, karena banyak kuliat developer abal2 bikin rumahnya jelek

    BalasHapus
  5. Tips nya bermanfaat banget, krn memang ya beli rumah tidak murah

    BalasHapus
  6. Saya selalu berharap bisa punya rumah tanpa ada beban cicilan yang membuat semuanya jadi berat.
    Makanya perhitungan bujet sangat penting saat ini

    BalasHapus
  7. Skema pembayaran memang harus dipelajari benar agar bisa cari rumah dengan harga paling baik. Kadang sudah dapat harga baik tapi pembayaran yang tak tampak ternyata banyak.

    BalasHapus
8803000654652570868