![]() |
Sewaktu melintasi Jalan
Pembangunan, depan kantor BPJS Kesehatan Bengkulu dari kejauhan aku melihat ada
2 orang anak kecil sibuk kompromi. Ntah apa yang mereka berduka kompromikan, satu
hal yang pasti adalah wajah mereka nampak begitu serius dan mereka membawa
begitu banyak kerupuk.
![]() |
Aku terenyuh dengan
pemadangan didepanku. Mereka masih begitu kecil dan hari sudah sore. Seharusnya
mereka sudah duduk manis di rumah menunggu magrib. Aku meminta suamiku berhanti
dan memanggil mereka. Sejujurnya aku sedang tidak begitu berselera makan
kerupuk ataupun komplang yang mereka bawa. Aku hanya tertarik ngobrol dengan
mereka.
“Dek, sini dek!”, panggil
suamiku.
Kedua anak kecil itu
mendekati kami yang sudah parkir di pinggir jalan.
“Berapa harga kerupuknya
dek?”, tanyaku.
“Sepuluh ribu rupiah yuk”,
sahut salah satu anak.
![]() |
“Beli dua ya, satu dari
kamu dan satu dari temanmu, jangan nangis”, sahutku sambil tersenyum.
![]() |
Mereka cerita bahwa mereka
berjualan biasanya dari pulang sekolah sampai magrib. Mereka membawa kerupuk seorang
pengusaha kerupuk di Rawa makmur. Mereka hanya menjajakan. Nah…keuntungan yang
mereka dapat ya dari banyaknya barang yang laku. Katanya pernah suatu hari laku
keras, pernah juga tidak ada yang laku.
Seusai menerima pembayaran
dariku mereka pulang dengan angkutan umum. Katanya mau istirahat dulu.
Wah, perjuangan mereka
mencari uang luar biasa ya. Ini jadi bahan instrokpesi diri kalau kita itu
mesti belajar dengan baik agar diberikan tempat terbaik.
Komentar
Posting Komentar