Mungkin belum
banyak yang tahu bahwa sekarang Bengkulu Tengah memiliki SMK berbasis pertanian
baru. Let me introduce you “SMK PUTERA
NUSANTARA 4 Kelindang” atau biasa disingkat SMKPN 4 Kelindang. Sudah lama
kepengen cerita tentang SMK baru ini tapi baru kesampaian sekarang, alhamdulillah
dapat kesempatan menuliskan kisah SMK penuh perjuangan ini.
Well, aku kenal dengan SMK ini dari
saudaraku Mardian. Mardian adalah pemuda kelahiran Desa Kelindang, tempat SMKPN
akhirnya berdiri. Mardian bercerita banyak tentang sekolah ini yang saking
banyaknya sampai bisa menjadi banyak postingan blog. Kalau aku sih sudah bilang
ke Mardian kalau kisah dibangunnya SMKPN 4 Kelindang bisa jadi sebuah novel,
mungkin obrolan kemarin dianggap main-main oeh Mardian. Itu serius, SMKPN 4
Kelindang punya kisah yang layak untuk dijadikan cerita.
Ngomong-ngomong
tentang SMK Putra Nusantara 4 nih. SMK ini berdiri pada tanggal 1 Januari 2017,
didirikan oleh Yayasan Putra 'Ilmi Nusantara yang diketuai oleh Bapak
Apen Putra Utama, M.Pd.
Mengapa
terpikir untuk membangun sebuah SMK?
“Keinginan untuk bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari sendiri”
Desa
kelindang dan desa-desa sekitarnya adalah wilayah pertanian. Wilayah yang
berada di jajaran bukit barisan yang terkenal subur. Yups, sebagian besar
warganya berprofesi sebagai petani. Ntah itu petani kopi, karet atau sawit.
Meski berprofersi sebagai petani ada hal unik yang terjadi. Mereka belum bisa
memenuhi kebutuhan sayur mereka sendiri. Sayuran di kawasan ini masih
ditransfer dari kabupaten sebelah. Miris kan ya, masa iya sebuah dearah subur
tidak bisa menanam sayur mereka sendiri.
Aku dulu
pernah KKN di Desa yang tidak begitu jauh dari Kelindang, jadi sedikit banyak
tahu tentang kehidupan warga sekitar sana. Apa yang diceritakan oleh Mardian memang
benar adanya. Dulu sewaktu KKN, untuk masak setiap harinya kami menunggu mamang
sayur dari Bengkulu. PR besar kan ya untuk para pemudanya? Karena kami sebagai
anak KKN hanya bisa mendampingi selama satu bulan, sedangkan merubah pola pikir
butuh waktu yang sangat lama. Seharusnya desa yang subur ini bisa menghasilkan
banyak sayuran bagus.
Satu hal lagi
yang menjadi dasar berdirinya SMKPN 4 Bengkulu Tengah ini. Anak-anak di desa
ini rata-rata hanya tamatan SMP. Kalau ditanya ada dua hal yang menjadi alasan
mengapa mereka tidak melanjutan ke jenjang pendidikan SMA, ada yang beralasan
SMA sangat jauh dari tempat tinggal mereka dan sebagian besar karena masalah
uang. Karena hal ini Mardian dan teman-teman dari Yayasan Yayasan Putra 'Ilmi
Nusantara mendirikan sekolah ini.
Awalnya sembari
menuggu memiliki tempat belaar sendiri, siswa belajar di rumah warga. Kalau tak
salah hal ini berlangsung selama 3 bulan. Setelah 3 bulan mereka belajar di
sekolah sendiri yang didirikan di atas tanah seluas 2 Ha, hasil pembebasan
lahan yang diperjuangkan oleh teman-teman yayasan. Untuk ruang belajar masih
seadanya, udara masih masuk bebas alias belum berdinding dan masih berlantai
tanah. Maklumlah, sekolah ini menggratiskan biaya sekolah untuk seluruh siswa. Guru-guru
juga tidak digaji, mereka mengajr secara sukarela.
Tenaga pengajar
dan staf merupakan pemuda desa yang sudah menyelesaikan pendidikan mereka di
jenjang S1, mereka juga orang-orang yang berkomitmen membangun desa mereka.
Karena memang
berdiri berdasarkan rasa prihatin karena tidak mempu menghasilkan sayur mayur
sendiri, sekolah ini memfokuskan diri ke dunia pertanian dan peternakan. Jurusan
yang dibua adalah jurusan AGROBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA (ATPH) dan
jurusan PETERNAKAN.
Belum lama
berdiri ternyata SMKPN 4 Kelindang sudah mendapatkan perhatian dari teman-teman
di Jerman. Aku agak terkejut lho mendengar kabar ini. lah sekolah yang sudah
lama saja belum tentu mendapatkan perhatian dari negara yang jauh di Eropa
sana.
Usut-punya
usut, ternyata teman-teman dari jerman itu mengetahui tentang SMKPN 4 Kelindang
dari video yang disertakan dengan proposal yang sampai ke Jerman. Aku juga
belum lihat sih, sedang cari-cari. Tapi aku yakin videonya bagus karena
berhasil menarik perhatian luar negeri.
Orang Jerman
yang baik hati itu bernama Ami Asih Amongsari. Seorang wanita yang ternyata
memiliki darah Indonesia, beliau tinggal di Kota Bonn. Aku pernah lihat
foto-foto beliau dengan guru SMKPN 4 Kelindang menjelajahi desa. Tapi lupa ada
di akun siapa ya, jadi ga bisa masukkan ke tulisan ini. kalau tak salah beliau
adalah seorang pelukis tanah (DIE ERDE). Sayang beliau tidak bisa lama di
Bengkulu, beliau hanya tinggal dari tanggal 27-30 April 2018.
Oh
iya, selain mendapatkan perhatian dari keluarga kita dari Jerman, SMK PUTRA
NUSANTARA 4 BENGKULU TENGAH sekarang akan bekerjasama dengan Bank Dunia dalam
hal penghijauan. Penghijauan di sini menggunakan pohon karet merah.
Pohon karet merah di SMKNPN 4 Kelindang |
Mengapa
melakukan penghijauan dengan pohon karet merah?
Karet
merah memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan keselamatan bumi. Diantaraya:
1. Mencegah
terjadinya kekeringan air jika musim kemarau
2.
Mencegah terjadinya tanah longsor atau pengikisan tanah
3.
Mencegah terjadinya abrasi pantai
4.
Anti radar
5. Menyaring
dan menetralkan udara di sekitar apabila banyak racun
6. Getahnya
untuk dijadikan bahan pembuatan ban yang berkualitas tinggi
7.
Mencegah terjadinya kanker. Serta banyak lagi lainnya.
Dengar
kabar dari Mardian anak-anak di SMKPN 4 Kelindang mendapatkan buku-buku gratis
dari pihak yayasan. Mareka juga tidak dibebeani masalah pakaian seragam. Aku dengar
cerita si Mardia hanya bisa terpana dan terharu dengan perjuangan para pemuda
desa itu. Mereka mau mengorbankan waktu, tenaga dan uangnya demi kemajuan desa.
Standing applause deh untuk mereka.
Semangat
kawan-kawan relawan pendidikan, orang baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang
baik. Semoga cita-cita mulia kalian tercapai dan Desa Kelindang bisa swasembada
sayur. Semoga pendidikan di sana menjadi baik dan masyarakatnya sejahtera,
aamiin.
Emoticon