BLANTERVIO103

Welcome Ichi Abdul Rasyid

Welcome Ichi Abdul Rasyid
11 Juni 2018


Tanggal 29 Mei 2018 adalah sebuah hari bersejarah untukku dan keluarga. Pada hari itu pula akhirnya aku membuktikan kebenaran bahwa melahirkan adalah sesuatu yang sesuatu sekali :D      


Ceritanya hari itu akhirnya anakku, Ichi Abdul Rasyid lahir ke dunia yang penuh serba serbi ini. Ichi lahir lebih cepat 2 minggu lebih dari seharusnya. Karena tak tahu kalau Ichi bakal lahir tanggal 28 Mei 2018 aku masih keliaran di kelurahan lho. Oh iya, aku adalah seorang fasilitator di program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kota Bengkulu, kalau dulu orang menyebutnya program PNPM perkotaan. Usai lebaran, atau lebih tepatnya pada bulan Juli-Agustus adalah jadwal kami mengadakan pelatihan di masyarakat. Praktis pada bulan Mei ini adalah waktunya kami menyelesaikan semua proposal dan jadwal pelatihan di masyarakat.

Aku yang berperan sebagai fasilitator sosial pasti repot keliling kelurahan. Aku mah bahagia hamil tua jalan di kelurahan, kata orang kan kalau banyak gerak nanti lahirannya gampang. Eh tapi ini bukan hanya gampang tapi juga lebih cepat 2 minggu lebih.

Ceritanya sewaktu pulang dari kerja aku merasa perutku agak aneh. Terasa nyeri, tapi nyeri itu hanya datang sebentar dan hilang. Aku khawatir pasti, aku langsung browsing di om google. Katanya itu mah kontraksi palsu dan biasa terjadi mulai 2 minggu menjelang kelahiran. Ok, aku merasa tenang. Tapi untuk lebih menyamankan diri aku meminta Pak Suami mendaftar konsultasi ke dokter kandungan (dr. Violita, S.PoG) yang buka praktek depan gang rumah. Ternyata antrian di dokter Violita sudah penuh dan aku harus menerima kenyataan bahwa belum bisa konsul ke beliau hari itu.

Aku dan suami akhirnya pergi ke rumah nenek di Lempuing. Beliau bisa urut dan paham kandungan (baca dukun beranak). Saat sampai di rumah nenek Lempuing aku langsung berbaring dan diurut dengan beliau, beliau bilang “wah, ini kepalanya sudah di pintu rahim, kalau kata nenek lahirnya bakalan sebelum lebaran”. Waw waw waw, ini adalah berita yang mantab. Tak terbayang kalau aku bakal lahiran secepat itu.

Kami pulang dengan kondisi perutku sudah tak sakit lagi. Malamnya aku merasa ada sesuatu yang aneh di perut. Tapi aku santai, toh katanya itu kontraksi palsu. Menjelang sahur aku merasa perutku makin tak beres. Rasanya kok bayi dalam perut berputar-putar. Rasa sakit yang ditimbulkan agak sedikit bertambah. Suami menawarkan untuk pergi ke rumah sakit, aku belum mau, aku pikir ngapain ke rumah sakit toh aku belum bakalan lahiran. Usai subuh rasanya sudah tak tahan dan suami meminta adik lelakiku (Ardi dan Daurez) memmanggil bidan yang tinggal tak jauh dari rumah.

Bidan langsung datang ke rumah dan memeriksa keadaanku. “Bu, ini sudah bukaan 5 masuk bukaan 6, saya sarankan segera ke rumah sakit”, begitu katanya. Ada satu hal yang aku baru tahu, ternyata meriksa bukaan saat akan lahiran itu dilakukan bidan dengan cara memasukkan tangan ke dalam rahim ibu. Itu sakit man...........................aku kira cukup dilihat saja dari luar
Tears
:T_T:

Kami buru-buru ke Rumah Sakit Kota Bengkulu. Kami memilih RS kota Bengkulu karena selain peralatannya masih baru dan bagus, dokter tempat aku konsultasi kehamilan base-nya di sana. Sebenarnya jarak RS Kota Bengkulu dengan rumahku tidak jauh, tapi karena dalam kondisi akan lahiran perjalanan bagaikan mau Bengkulu-Bandung (lama.............). kalau kata Ardi dan Daures, saat berangkat ke RS wajahku sudah tak karuan, putih pucat dan pastinya aut autan hehe

Kami sampai di RS Kota Bengkulu pukul 06.30 pagi Waktu Indonesia Barat. Aku sangat berterimakasih pada tenaga medis yang tidak libur dan stand by 24 jam di pusat pelayanan kesehatan. Bayangkan kalau mereka liburan semua, berapa banyak orang sepertiku yang bakal terbengkalai. Yup, betul pada tanggal 29 Mei 2018 itu adalah hari libur nasional memperingati hari raya Waisak.

Aku disambut dengan baik oleh tenaga medis di RS Kota Bengkulu dan segera ditangani. Beruntung aku lahiran saat keluarga kumpul dan tak sibuk. Suami stand by, Ardi sedang liburan kuliah, Daurez baru selesai ujian dan tinggal menunggu hasil SNMPTN, Ibu dan Ayah libur sekolah, Nina baru sudah menamatkan pendidikannya di Padang jadi semuanya bisa membantu dan menemani.

Nina dan Ibu bagian persiapan di rumah. Ardi dan Daurez bagian wara wiri di RS dan suami bisa menemani aku di ruang persalinan. Ayah sedang di Seluma dan meluncur ke Bengkulu. Mertua dari Kepahiang juga segera dihubungi oleh suami meski agak lama karena terhalang sinyal. Mertuaku dan adik-adik di Kepahiang baru bisa dihubungi setelah Ichi lahir, sinyal memang sering kali kurang bersahabat dengan daerah pegunungan.

Alhamdulillah Ichi lahir pada pukul 07.20 WIB, jadi kami tak begitu lama di RS. Kami masuk pada pukul 06.30 dan pukul 07.20 WIB si kecil sudah lahir. “Laki-laki bu”, begitu kata perawat yang menyambut Ichi. Ichi didekapkan ke dadaku dan aku merasa kok ichi imut sekali, ternyata beratnya memang hanya 2.5 kg, batas normal bayi hehe...pantas saja lahirnya gampang.

Sesuai harapan, Ichi lahir dengan normal dan selamat. Hanya saja begitu ya lahiran normal dan ada jahitan, aku baru tahu. Jahitnya ga pake bius gitu, kebayang kan gimana gurihnya?
:T_T:

Aku merasa aneh kok jahitnya berasa banget, jadi aku dan suami sempat tanya ke bidan apa memang tak menggunakan bius, mereka jawab iya. Katanya jahit tanpa bius membuat luka cepat sembuh, aku malah disuruh gigit kain.
:T_T:

Sambil gigit kain, sambil nangis, sambil nahan teriak lengkaplah sudah. Drama ruang persalinan dengan teriakan yang ditahan dan tangisan akhirnya usai sebelum pukul 08.00 WIB. Aku sengaja tak menanyakan berapa jahitan yang aku dapat dan aku salut dengan ibu-ibu di depanku yang baru menyelesaikan 41 jahitannya, luar biasa itu orang. Sambil menunggu pemindahan ruangan suamiku mengazankan si kecil.

Pukul 14.30 WIB kami keluar dari RS. Alhamdulillah hasil pemeriksaan menunjukkan kalau aku dan bayi sehat dan kami boleh pulang. Alhamdulillah karena ada BPJS kami tak mengeluarkan biaya sepeserpun. Kami menyelesaikan administrasi dan pulang. Terimakasih semua tenaga medis RS Kota Bengkulu.

Welcome Ichi Abdul Rasyid
Share This Article :
Zefy Arlinda

pencinta hijau

TAMBAHKAN KOMENTAR

8803000654652570868