Akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar yang namanya "Asuransi Jiwa". Ia sih, agak sering dari biasanya, karena ada seorang teman yang aku dengar terjun ke dunia asuransi dan mulai menawarkan jasanya ke teman-temanku. Aku belum kebagian nih ditawarin asuransi jiwa, mungkin karena aku dianggap masih imut-imut kail ya, ehem.
Ngomong-ngomong tentang asuransi jiwa, bagaimana asuransi jiwa menurut kalian? Kalau bagiku asuransi jiwa itu penting. Mengapa?
Asuransi jiwa memberikan kita rasa nyaman saat terpaksa meninggalkan yang tersayang
Rasa nyaman saat orang tua harus meninggalkan buah hati di rumah saat bekerja. Dalam artian jika terjadi sesuatu dengan orang tuanya, si anak memiliki uang untuk melanjutkan kehidupan. Ataupun meninggalkan orang lain seperti isteri atau suami.
Ini bukan artian kita rasa-rasa akan meninggal dalam jangka waktu cepat lho ya. Tetapi ini adalah sebuah bentuk proteksi terhadap orang yang siapa tahu akan ditinggalkan. Karena yang namanya takdir itu sering tak terduga, misalnya tiba-tiba meninggal padahal anak masih kecil-kecil. Hal ini pernah terjadi pada salah seorang mantan teman di kantor. Beliau memiliki seorang anak yang masih kecil dan seorang suami yang lumpuh. Artinya beliau adalah tulang punggung keluarga. Tiba-tiba beliau terserang penyakit dan meninggal dunia. Pada saat beliau meninggal anaknya baru akan masuk SD.
Untung beliau memiliki asurasnsi jiwa sehingga anaknya mendapatkan uang yang jauh dari cukup untuk sekolah. Bayangkan jika beliau tidak pernah mempersiapkan semua ini. Kemungkinan anak beliau tidak akan sekolah. Alhamdulillah sekarang anak beliau sudah duduk di bangku SD.
Asuransi jiwa sebagai sarana menabung
Selain untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, asuransi jiwa juga bisa menjadi sarana menabung. Karena kan di asuransi jiwa ada yang namanya asuransi dwi fungsi, asuransi ini memungkinkan kita untuk menabung sekaligus menjadi salah satu member asuransi jiwa. Adapula asuransi unit link yang memungkinkan kita menjadi member asuransi sekaligus berinvestasi. Jadi tergantung kita mau memilih yang full asuransi jiwa atau asuransi jiwa sekalian menabung, sekalian begitu.
Asuransi jiwa sebagai sarana belajar untuk mempersiapkan yang akan terjadi di masa depan
Bagaimapun kita harus belajar untuk memprsiapkan apa yang akan terjadi di masa depan. Kita harus menjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan belajar nabung, begitu menurutku sih.
Lalu bagaimana pengalamanku dengan asuransi jiwa?
Well well well, alhamdulillah aku masih dalam keadaan sehat dan masih bisa bekerja dengan baik. Ini artinya aku tidak pernah menggunakan asuransi jiwa yang sudah dimasuki. Masuk asuransi jiwa itu membuat kita damai, suer. Tapi ya jujur aku pernah sedikit kesal dengan salah satu asuransi jiwa yang bekerjasama dengan sebuah bank.
Mengapa kesal? Karena si bank tidak menjelaskan bahwa aku dimasukkan menjadi salah satu member sebuah asuransi jiwa. Aku kan sudah masuk asuransi, jadi dengan dimasukkannya aku menjadi member sebuah asuransi maka aku menjadi anggota di dua PT asuransi, bagiku yang belum sekaya Om Bil Gates, ini menjadi masalah besar. Apalagi potongannya cukup besar, hampir Rp 400.000,- per bulannya, langsung dipotong dari tabunganku. Aku mulai curiga saat melihat saldo yang tiap bulan selalu berkurang, akhirnya semua uang di bank aku tarik lewat ATM.
Walhasil kan mereka tidak bisa potong uang tabunganku di bulan berikutnya, aku ditelpon deh dengan pihak asuransi. Mereka bilang "Maaf mbak, asuransinya bulan ini belum dibayar. Mohon isi saldo di bank". Haduh haduh, kok bisa begitu ya. Aku langsung memutuskan untuk tidak melanjutkan menabung di bank yang bersangkutan.
Saran untuk bank dan pihak asuransi jiwa jika ingin bekerjasama maka bekerjasamalah dengan baik. Tawarkan konsumen untuk masuk asuransi jiwa dengan baik. Kasihan anak imut-imut seperti aku ini, yang cepat-cepat tanda tangan saat buka rekening dan tak sadar kalau salah satu point yang ditandatangan itu adalah pernyataan masuk ke asuransi. Akunya juga salah sih, ga detail betul baca kesepakatannya. Jadi bahan pelajaran untuk ke depan agar tidka mengulangi kecerobohan ini. Eits, tapi aku masih salah satu member asuransi lho, ini hanya saran untuk perbaikan.
Asuransi jiwa di mata kalian bagaimana?
Sumber foto: pixabay.com
Komentar
Posting Komentar