Mudik, mudik, mudik ........................................
Siapa yang mudik? Cung tangan hayo? Untuk yang cung tangan kita samaan. Aku juga mudik.
Ngomongin tentang mudik nih, menurutku mudik adalah sebuah tradisi pulang kampung sewaktu lebaran yang sudah mengakar di Indonesia. Eits, bukan hanya di Indonesia sih sebenarnya. Negara-negara muslim seperti Pakistan dan Malaysia juga punya tradisi mudik lebaran. Mengapa ada mudik? Karena libur lebaran adalah libur panjang yang memang sangat cocok dijadikan momen bertemu keluarga di kampung halaman.
Perjalanan mudik biasanya menempuh waktu panjang dan melelahkan, perjalanan panjang membuat banyak orang bolong sholat 5 waktunya. Bagaimana dengan kalian? Selama mudik sholat tetap lancar kan? Alhamdulillah. Dimanapun dan dalam kondisi apapun seharusnya sholat kita tetap lancar, termasuk saat mudik.
Memang benar kalau dalam perjalanan jauh kita bisa menjamak dan mengqasarkan sholat kita dalam perjalanan jauh. Tetapi kalau kita menggunakan kendaraan pribadi menurutku sebaiknya kita sholat 5 waktunya tidak dijamak dan diqasar. Kita kan bisa berhenti di masjid mana saja saat waktu sholat masuk. Bukan hanya melegakan hati karena sholat lancar, tetapi mampir sebantar di masjid untuk sholat juga menjadi kesempatan kita untuk beristirahat.
Berlandaskan hal itu, hari ini (27 juni 2017) ayah, Ardi, Dau, dan Aku mudik ke Kabupaten Kepahiang. Kami memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan mampir ke masjid terdekat saat waktu sholat masuk lalu melanjutkan kembali perjalanan seusai sholat.
Kalau berangkat dari Bengkulu itu kan pagi hari, jadi kami tidak mampir sholat selama perjalanan. Perjalanan dari Bengkulu ke Kepahiang hanya menempuh waktu selama lebih kurang 2 jam (dengan mobil atau motor). Kami berangkat pulul 8.30 WIB, jadi pukul 10.30 kami sudah sampai di Kabupaten Kepahiang.
Selama di Kepahiang kami mondar-mandir dari rumah ke rumah, ziarah dan silaturahmi sambil cicip kue gratis heheheee....Setelah puas makan kue dan mulai meresakan lapar nasi kami makan siang pada pukul 13.00 WIB. Usai makan baru kami sholat zuhur di rumah keluarga. jauh-jauh ke luar kota rugi rasanya kalau tidak sholat di masjid di sana kan ya, tapi apa boleh buat. Rumah yang kami kunjungi agak jauh dari masjid.
Pukul 13.30 kami lanjut silaturahmi dan ini berlangsung terus sampai pukul 15.30 WIB. Berasa sekali kalau ternyata aku punya banyak saudara ya, alhamdulillah. Pukul 15.30 WIB kami pulang ke Bengkulu.
Panggilan sholat berbentuk lantunan azan kami dengar saat perjalanan pulang ke Bengkulu saat waktu sholat asar masuk. Sesuai kesepakatan, kami berhenti di salah satu masjid di pinggir jalan.
Pertanyaannya, masjid seperti apa yang kami pilih untuk mampir sholat saat waktu sholat masuk di perjalanan mudik?
1. Masjid terdekat saat terdengar adzan
Karena sholat itu lebih cepat lebih baik.
2. Kalau bisa masjid berada di satu arah dengan alur kendaraan
Saat arus mudik berlangsung biasanya jalanan ramai, akan lebih baik jika kita mencari masjid yang tidak perlu menyebarang jalan dulu untuk mencapainya.
3. Kalau bisa masjid memiliki tempat parkir
Kalau bisa masjid memiliki tempat parkir, karena kalau masjid tidak memiliki tempat parkir nanti kendaraan kita harus parkir di jalan. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu lalu lintas kendaraan.
4. Masjid tidak terkunci
Ini penting nih, jauhi masjid yang terkunci. Daripada nanti dikira maling kan heheheheee
Bagaimana dengan masjid pilihan kalian?
*Oh ia, untuk yang teman-teman kaum wanita, ada baiknya kita membawa mukenah kamana-mana. Agar kita tidak terkendala dengan sholat kalau masjid tepat kita mampir kebetulan tidak menyediakan mukenah.
Tulisan ini dibuat dalam rangka menjawab tantangan #nulisserempak Blogger Bengkulu (BoBe) tentang #lebarandibengkulu
Komentar
Posting Komentar