Bentuk fisik Yakitori memang mirip dengan sate ayam, bagian ayam dipotong kecil, kemudian ditusuk menggunakan lidi dari bambu, untuk kemudian dibakar di atas bara api. Untuk bumbunya biasanya menggunakan kecap asin yang ditambah saus manis pedas, atau hanya menggunakan garam saja. Begitu simple. Kalo kamu tahu Sate Taichan, nah Inspirasi dari Sate Taichan itu berasal dari Yakitori ini gengs.
Awal Cerita Munculnya Yakitori
Sejak
datangnya agama Buddha di Jepang, makan daging adalah sesuatu yang
dilarang, terutama hewan ternak yang berperan banyak dalam pertanian
seperti Sapi dan Babi, hewan tersebut sama sekali tidak ada yang boleh
memakannya. Sama halnya dengan ayam yang merupakan hewan ternak, tidak
ada yang boleh mengkonsumsinya, dan umumnya digantikan dengan hewan
hasil berburu atau burung liar seperti burung pegar atau bebek.
Kata
"Yakitori" muncul dalam literatur pertama kali sejak pada Zaman Edo
(1603 - 1867). Saat itu, terdapat menu yang diberikan sebagai hadiah
kepada Pemilik Benteng Komoro (Benteng di sekitar provinsi Nagano saat
ini), terlihat kata "Yakitori". Tapi, kemungkinan ini adalah daging
panggang burung liar.
Yakitori
yang biasa dimakan sambil jalan, kemudian mulai dijual di kios makanan.
Kemudian, bersamaan dengan Restorasi Meiji (1868 - 1912), budaya makan
daging kembali booming ke Jepang, dan membuat masyarakat kembali gemar
mengkonsumsi daging ayam. Tetapi, terdapat masalah, harga makanan yang
terbuat dari ayam di restoran ternyata dibandrol sangat mahal, sehingga
tidak bisa dimakan oleh rakyat biasa. Mahal euy.
Jadi,
hanya bagian tulang atau otot ayam saja yang diambil dari sisa bahan
restoran mahal tadi, lalu kemudian ditusuk dan dibakar, dan jadilah
momentum awal mulanya Yakitori (Sate Ayam) yang di jual di kios makanan.
Yakitori kemudian dijual di depan pintu masuk kuil atau dekat jembatan
atau di warung kaki limaan, sehingga bisa dimakan begitu saja tanpa
perlu menggunakan sumpit.
Konsep
Yakitori dari awal adalah makanan rakyat dengan harga yang murah. Pada
saat ini, banyak ditemukan wanita di bar atau restoran khusus sate ayam
yang memakan sate ayam dengan sumpit dengan cara melepaskan ayam dari
tusuknya terlebih dahulu, dengan alasan kurang beretika sih, tetapi
sebenarnya langsung memakan sate ayam dari tusuknya sama sekali tidak
melanggar tata krama lho.
Yakitori Jaman Now
Nah,
di Jepang banyak banget restoran khusus Yakitori atau Sate Ayam, dan
Yakitori juga merupakan menu yang sangat populer di bar, sebagai cemilan
gitu. Pada restoran khusus Yakitori, kamu dapat menikmati
Yakitori sambil melihat langsung proses Yakitorinya dibakar menggunakan
api arang, sehingga feelnya dapet banget dan taste Yakitori pesanan
menjadi sangat terasa. Restoran khusus Yakitori bukan berarti harganya
pasti mahal, ada juga restoran Yakitori yang cukup murah, dan dikunjungi
orang Jepang setelah pulang dari kantornya.
Biasanya
saat kamu memesan Yakitori, kamu akan ditanyai bumbu apa yang ingin
yang digunakan, apakah menggunakan saus kecap atau garam. Ada juga bumbu
yang direkomendasikan berdasarkan bagian ayam yang akan dipesan, jadi
kalau bingung memilih, sebaiknya tanyakan saja kepada pelayan
restorannya, minta rekomendasi saja.
Saat
memakan Yakitori ini, bisa juga ditambahi dengan bumbu Ichimi Togarashi
(Bubuk Cabe 1 Rasa), Shichimi Togarashi (Bubuk Cabe 7 Rasa), dan Sansho
(Bubuk Cabe Jepang). Yakitori bukan hanya makanan yang kelezatannya
terletak pada bumbunya saja, tetapi berdasarkan bagian ayamnya, dapat
dinikmati berbagai macam rasa. Ada bagian Paha, Kulit, Tulang Muda,
Sayap, Paru, Ampela, Hati dan lain-lain. Apabila memesan set atau paket
Yakitori, biasanya dalam set tersebut sudah termasuk ada organ dalam
ayam seperti hati dan ampela, so apabila kamu tidak suka jeroan ayam,
segera konfirmasikan saat memesan makanan.
Emoticon