Yeay
pemilu 2019 sudah usai. Ada cerita seru sewaktu pemilu kemarin. Aku nyoblos
ngajakin Ichi. Ichi ga mau ditinggal sama bundanya ini, eaaaaaaa…..
Walhasil
sewaktu berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) aku sambil gendong Ichi. Aku
berangkat bareng adikku Daurez dan Ibu. Untung lokasi pencoblosan ga jauh dari
rumah. Kalau diukur kira-kira 400 meter dari rumah.
TPS
RT 11 Kelurahan Tanah Patah berada di SDN 38. Untung TPS ada di sekolah, karena
itu artinya tempat pencoblosan ada di dalam ruangan dan tempat menunggu pun di
dalam ruangan. TPS kami merupakan 2 kelas yang digabung, lumayan besar kan?
Antrian
penyerahan lembar pemilih tidak banyak. Jadi sewaktu sampai ke TPS kami
menyerahkan surat pemilih kami ke petugas. Selang sekitar 10 menit nama kami
dipanggil untuk tanda tangan. Kemudian kami diminta untuk menunggu panggilan
mencoblos.
Selama
kami menuggu dipanggil Ichi lumayan jadi favorit di TPS. Maklum saja,
sepertinya hanya aku yang datang ke TPS bawa bayi umur 10 bulan. Ichi maunya di
lepas ke lantai, merangkak dan berdiri pegang dinding kemana-mana. Dianya juga
senyum ke semua orang, lha mana ga banyak yang ngajakin ngobrol coba.
Selang
sekitar 30 menit nama kami dipanggil, aku, ibu dan Daurez dipanggil berurutan.
Ternyata kami nyoblosnya bareng guys. Kalau bareng gimana mau titip Ichi coba.
Ichi pun akhirnya aku bawa ke tempat pencoblosan.
Gimana
sewaktu nyoblos? Susah ga? Iya, nyoblosnya susah. Tahulah ya gimana kira-kira
kita buka surat suara yang super duper lebar itu sambil gendong anak, mana
banyak lagi kan. Gara-gara ini mungkin aku adalah orang yang paling lama ada di
kotak pencoblosan saat itu.
Nyoblos
jadi penuh drama pokoknya hahhaa
Rebutan
surat suara dengan Ichi, paku jatuh, bantalan untuk coblos mental entah kemana
diseggol kaki Ichi, pokoknya aku keringatan dibuatnya. Masukkin surat suara ke
kotaknya aja kahirnya dibantu oleh petugas TPS :D
Terus
pas nyelupin jari ke tinta gimana?
Saking
bahagianya udah nyoblos dan tinggal nyelupin jari, aku kecelup jari kelingking tangan
kanan dan banyak. Jadi susah bersihinnya. Ichi ketawa-ketawa, sayang ga ada
yang dokumentasiin.
Hore…keluar
dari TPS. Waktunya foto-foto. Iya dong, waktunya foto-foto supaya semuanya
terdokumentasi. Kalau di dalam TPS boeh ambil gambar alias foto pasti dah aku
foto tuh, saying ada peraturan di sana yang menyebutkan kalau kami diarang
mengambil gambar ataupun video di area TPS.
Kami
jadinya foto-foto di depan spanduk TPS tempat kami mencoblos. Suasananya terik,
silau dan fotonya jadi kurang maksimal. Ini pertanda aku butuh kamera yang
lebih bagus untuk ambil gambar. Hm…kan jadi ingat mirroless, coba aja harganya
murah dah aku beli tuh kamera.
Semoga
Ichi nanti setelah dewasa mengerti mengapa aku rela bawa bayi ke TPS daripada
ga milih. Semoga Ichi memahami bahwasanya memilih pemimpin yang baik itu adalah
hak sekaligus kewajiban kita.
Satu
hal lagi, siapapun nanti yang terpilih menjadi presiden Indonesia adalah yang
terbaik. Semoga mereka amanah dan bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Begitu juga para anggota DPR Kota/Kabupaten, anggota DPR Provinsi, DPR RI, dan DPD.
Semoga semua yang terpilih adalah orang yang benar-benar cinta Indonesia dan
menjalankan amanah dengan baik. Semoga yang kalah menerimanya dengna legowo,
tetap cinta Indonesia dan tetap memberikan yang terbaik untuk Indonesia,
aamiin.
Cerita
kalian gimana?
Emoticon